Muaythai Kota Probolinggo Ajukan Protes Usai Laga di Porprov Jatim 2025
Probolinggo (Tirtanetwork.com)– Kontingen Muaythai Kota Probolinggo mengajukan protes resmi atas hasil pertandingan di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025. Protes tersebut muncul usai laga antara atlet mereka, Wayan Pongu Samalati, yang dinilai kontroversial saat menghadapi atlet dari Kota Malang pada partai ke-22.
Pertandingan berlangsung di Gedung Islamic Center, Kota Malang. Tim Muaythai Kota Probolinggo menduga terjadi ketidakwajaran dalam penilaian wasit yang memutuskan kemenangan untuk atlet tuan rumah, meski menurut pihak kota Probolinggo, atlet mereka unggul dalam dua ronde terakhir.
Pelatih Muaythai Kota Probolinggo, Andika, menyampaikan bahwa secara perhitungan poin dan pengamatan di lapangan, Wayan tampil dominan terutama di ronde kedua dan ketiga.
“Ronde pertama memang imbang, tapi dua ronde berikutnya kami unggul cukup jauh. Banyak pukulan bersih masuk ke lawan. Tapi justru wasit memenangkan atlet Malang. Kami bingung dan kecewa,” ujar Andika, Jumat (4/7/2025).
Menurutnya, keputusan tersebut memicu kekecewaan dari pelatih, official, dan para atlet. Mereka pun langsung melayangkan protes kepada panitia pertandingan dan pihak wasit.
Sesuai regulasi yang berlaku, tim diberikan waktu 10 menit pasca pertandingan untuk mengajukan banding dengan melampirkan bukti dan menyerahkan biaya banding sebesar Rp10 juta.
“Kami sudah melengkapi formulir, menyertakan rekaman video pertandingan, dan menyerahkan uang jaminan. Hari ini hasil banding akan diumumkan,” tambah Andika.
Ketua KONI Kota Probolinggo, Zulfikar Imawan turut memberikan tanggapan. Ia menegaskan bahwa sportivitas harus dijunjung tinggi di setiap ajang olahraga.
“Kami memiliki tiga video sebagai bukti. Bila banding kami diterima, atlet kami akan mendapatkan medali emas dan uang jaminan Rp10 juta dikembalikan. Jika tidak, maka medali perak yang diraih tetap berlaku dan uang jaminan hangus. Tapi yang paling penting adalah menjaga integritas olahraga,” tegasnya.
Zulfikar menekankan bahwa Porprov seharusnya menjadi panggung pembinaan atlet yang menjunjung nilai kejujuran dan sportivitas, bukan ajang yang tercoreng oleh keputusan kontroversial.