NU Kraksaan Meriahkan Hari Santri 2025 dengan Lomba Lukis Tokoh Ulama
Probolinggo (Tirtanetwork.com) – Dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kraksaan menghadirkan cara berbeda untuk memperingati momentum bersejarah tersebut. Tidak hanya dengan kegiatan religius seperti pengajian atau lomba baca kitab, kali ini NU Kraksaan memadukan nilai religius dan seni budaya lewat lomba melukis tokoh-tokoh NU.
Kegiatan unik ini berlangsung di kantor PCNU Kota Kraksaan, Minggu (19/10/2025) pukul 14.00 WIB. Lomba tersebut digagas langsung oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Kraksaan, KH Hafidzul Hakim Noer, sebagai bentuk penghargaan terhadap para ulama dan seniman yang telah berperan besar menjaga nilai-nilai kebangsaan melalui karya seni.
“Kalau lomba baca kitab atau kegiatan keagamaan itu sudah sering diadakan, tapi lomba melukis tokoh NU ini menunjukkan bahwa NU juga peduli pada dunia seni dan budaya,” ujar KH Hafidzul Hakim Noer.
Sebanyak 40 peserta ikut ambil bagian dalam lomba ini. Mereka terdiri dari 24 pelajar tingkat dasar hingga SLTA serta 16 peserta dari kategori umum. Para peserta menampilkan karya yang menggambarkan sosok ulama dan tokoh penting dalam sejarah perjalanan Nahdlatul Ulama.
Panitia lomba, Lukman Sumardi, menilai antusiasme peserta menjadi bukti bahwa seni rupa memiliki tempat istimewa di hati masyarakat, khususnya kalangan santri.
“Kami ingin menunjukkan bahwa nilai keislaman dan cinta kepada ulama bisa diekspresikan melalui karya seni. NU bukan hanya bicara soal ibadah, tetapi juga tentang budaya dan kreativitas,” ungkap Lukman.
Lukman menambahkan, seluruh karya terbaik dari peserta akan dipamerkan pada puncak peringatan Hari Santri Nasional 2025, yang akan digelar pada 22 Oktober 2025 di Kota Kraksaan.
“Kami ingin masyarakat luas bisa menikmati karya para peserta. Ini bentuk apresiasi bagi seniman lokal dan ajang untuk menumbuhkan semangat kreatif di kalangan muda,” tambahnya.
Melalui lomba ini, PCNU Kraksaan berharap lahir generasi muda yang religius, kreatif, dan cinta seni. Mereka diharapkan mampu mengekspresikan nilai-nilai Islam secara indah, tanpa kehilangan jati diri sebagai santri dan warga bangsa.
Kegiatan tersebut sekaligus menegaskan bahwa NU bukan hanya penjaga tradisi keagamaan, tetapi juga penggerak kebudayaan dan seni lokal.

