Viral! Tiga Pemuda Lumajang Nekat Mandi di Tengah Banjir Lahar Semeru, Kini Minta Maaf di Depan Polisi

Lumajang (Tirtanetwork.com) – Aksi tiga pemuda di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mendadak viral dan menuai kecaman publik. Ketiganya terekam mandi di tengah derasnya banjir lahar hujan Gunung Semeru yang melanda aliran Sungai Regoyo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, pada Rabu (5/11/2025).

Video berdurasi singkat itu tersebar luas di media sosial Facebook dan berbagai grup WhatsApp. Dalam rekaman tersebut, tampak tiga remaja tertawa dan berjoget di tengah derasnya arus lahar dingin. Aksi mereka langsung menuai kritik tajam dari warganet karena dinilai tidak hanya berbahaya, tetapi juga dianggap tidak menghargai warga yang sedang berjuang menghadapi bencana.

Setelah video tersebut viral, identitas ketiga pelaku akhirnya terungkap. Mereka adalah YT (20), warga Desa Sumberwuluh, serta MAS (16) dan DN (19), warga Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro.

Menindaklanjuti kejadian itu, Kepolisian setempat bersama pihak Pemerintah Desa Jugosari segera memanggil ketiganya untuk dilakukan pembinaan. Di hadapan petugas dan perangkat desa, ketiganya akhirnya mengakui kesalahan mereka serta menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

“Kami menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan bermain di aliran lahar saat banjir. Tindakan kami membahayakan diri sendiri dan meresahkan masyarakat,” ujar ketiganya dalam pernyataan bersama di Kantor Desa Jugosari.

Kasubsi Pidm Sie Humas Polres Lumajang, Ipda Untoro, SH, membenarkan bahwa ketiga pemuda tersebut telah dibina oleh aparat. Mereka diminta membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatan serupa di kemudian hari.

“Proses pembinaan dilakukan di balai desa secara kekeluargaan. Mereka sudah membuat surat pernyataan dan berjanji tidak mengulanginya lagi,” ungkap Ipda Untoro.

Aksi nekat itu menjadi pelajaran penting bagi masyarakat agar tidak menyepelekan potensi bahaya banjir lahar Gunung Semeru. Arus deras lahar dingin dapat berubah ekstrem dalam hitungan detik dan berpotensi menelan korban jiwa.

Pihak kepolisian pun mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sekitar aliran sungai saat terjadi hujan di puncak Semeru. Keselamatan, kata Untoro, jauh lebih penting daripada sekadar mencari sensasi di media sosial.

BERITAHUKUM & KRIMINALLATEST NEWSLUMAJANGPENDIDIKAN & KESEHATANPERISTIWA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *